SEKILASBANTEN.COM, SERANG –Ratusan warga tembong Kelurahan Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, di Kota serang, Banten, sambut pergantian malam tahun baru 1445 hijriah. Orang pulau Jawa menyebutnya dengan 1 Suro.
Pawai obor dilakukan dengan cara berkeliling kampung dan jalan raya sambil melantunkan salawat dan ayat-ayat Alquran. Selasa (18/7/2023) malam.
Akulturasi dengan budaya daerah ini menciptakan tradisi unik di sejumlah wilayah lainnya secara serempak untuk merayakan pergantian tahun Islam.
Pawai obor merupakan salah satu tradisi tahunan yang jatuh setiap tanggal 1 suro, diikuti oleh masyarakat tembong kecamatan cipocok dari berbagai kalangan usia. Mulai dari anak-anak bahkan sesepuh mereka sangat antusias mengikuti prosesi pawai obor dimulai usai sholat isya.
Umar, salah satu panitia pawai menuturkan, bahwa pawai yang digelar malam ini dirasakan sangat berbeda lantaran lebih meriah dibandingkan tahun sebelumnya.
“Mungkin karena cuaca juga mendukung, antusias warga juga sangat tinggi,” tuturnya.
Umar mengaku, dirinya sangat bersemangat mengikuti pawai obor ini karena setahun sekali tradisi ini diadakan.
“Tapi, sebelum kita mulai pawai obor biasanya ada acara gelar doa terlebih dahulu di Mushola atau masjid yang ada di tempat masing-masing,” ujarnya.
Deki peserta lainnya mengatakan, pawai obor sedikit terkendala karena ketersediaan minyak tanah yang mulai sulit didapat.
“Paling kendalanya bahan bakar, kan pawai obor itu pake minyak tanah, sementara sekarang kan sudah sulit ditemukan, ya paling alternatifnya ada yang pake minyak goreng,” akunya sambil tersenyum.
Deki menambahkan, dalam tradisi pawai obor ini para peserta biasanya melantunkan salawatan, doa-doa, dan ayat Alquran.
“Setiap melakukan pawai obor rutenya biasanya dari tembong sawo ke arah BLKI,” jelasnya. (ALI)