Home / MILITER / NASIONAL

Rabu, 1 September 2021 - 20:18 WIB

Tes Keperawanan Angkatan Bersenjata Resmi Ditiadakan

SEKILASBANTEN.COM, JAKARTA – Setelah TNI resmi meniadakan tes keperawanan, masyarakat sipil menunggu komitmen TNI dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers Change.org bertajuk ‘Penghapusan Tes Keperawanan Angkatan Bersenjata: Kemenangan Bagi Perempuan?’.

Acara yang dihadiri oleh Mayjen TNI dr. Budiman, Sp.BP-RE(K), M.A.R.S (Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat), Latisha Rosabelle (pembuat petisi #StopVirginityTestsID), Brigjen Purn. Sri Rumiati, Faye Simanjuntak (pendiri Rumah Faye), dr. Putri Widi Saraswati (dokter dan penggerak isu kesetaraan gender), serta Andreas Harsono (peneliti Human Rights Watch), digelar melalui zoom, Rabu (1/9/2021).

Praktik tes keperawanan telah memicu polemik selama bertahun-tahun, karena dianggap melanggar hak-hak perempuan dan tidak terbukti secara medis.

Dalam konferensi pers tersebut, Mayjen dr. Budiman menyatakan bahwa pemeriksaan hymen (selaput dara) telah ditiadakan dalam proses seleksi anggota TNI. Keputusan ini tertera dalam Petunjuk Teknis B/13/72/VI/2021 tanggal 14 Juni 2021 tentang Penyempurnaan Juknis Pemeriksaan Uji Badan.

Lewat petunjuk teknis ini, Mayjen dr. Budiman mengatakan bahwa hymen tidak lagi dimasukkan dalam proses pemeriksaan uji badan, yang berarti tes keperawanan bagi calon anggota TNI sudah tidak lagi diadakan.

Kampanye untuk penghentian praktik tes keperawanan ini telah dilakukan banyak pihak, salah satunya oleh Latisha Rosabelle melalui petisi di platform Change.org Indonesia. Petisi bertajuk #StopVirginityTestsID ini dimulai oleh Latisha Rosabelle, seorang siswa SMA pada tahun 2017 dan sampai hari ini telah mendapatkan lebih dari 60 ribu tanda tangan.

Bagi Andreas (peneliti Human Rights Watch), kemenangan ini bukan hanya bagi perempuan, tetapi juga untuk para laki-laki dan juga untuk TNI.

Andreas menyampaikan bahwa selama bertugas sebagai peneliti HRW mengenai isu ini, ia bertemu dengan banyak sekali prajurit yang merasa trauma dengan dilakukannya tes keperawanan ini.

“Ada yang sampai bercerita trauma untuk melakukan hubungan seks dengan suaminya, karena trauma dengan pengalaman tes keperawanan ini,” ungkapnya.

Jauh sebelum Latisha memulai petisinya, Brigjen (Purn.) Sri Rumiati juga sudah sempat mengkampanyekan penghentian tes ini di Polri sejak tahun 2006.

Menurutnya, praktik pengetesan untuk mengukur moral seseorang ini tidak adil karena hanya dilakukan pada perempuan.

“Ketika saya melihat tes ini, bayangan saya adalah anak-anak korban perdagangan, perkosaan. Apakah tidak bisa lagi mengabdi kepada negara sebagai TNI dan polisi?” ucapnya.

“Tidak ada penelitian yang menunjukkan kalau sudah rusak hymen nya sudah tidak perawan, berarti sudah rusak moralnya. Karena itulah kita harus memberikan seluas-luasnya kesempatan kepada anak bangsa  untuk  ikut  mengabdi kepada negara,” tandasnya.

Pandangan mengenai tidak adanya fungsi tes hymen pada perempuan juga disampaikan oleh dr. Putri Widi Saraswati. Hymen adalah organ yang belum diketahui fungsinya dan sangat variatif bentuknya.

“Variasi ini akan menyebabkan ketika dilakukan inspeksi, sulit diidentifikasi penyebab robeknya apa, Ada orang yang hanya karena terjatuh dan ada orang yang sudah berhubungan seksual,  hymen-nya masih utuh.” jelasnya.

Pendiri Rumah Faye dan penggerak isu kekerasan seksual anak-anak perempuan, Faye Simanjuntak, mengatakan bahwa sebagai anggota dari keluarga militer, ia merasa sebelum peniadaaan tes keperawanan ini TNI belum membela hak dasar perempuan.

Faye juga bercerita bahwa ia menyaksikan sendiri bagaimana anggota keluarganya sendiri ada yang harus  melewati tes keperawanan tersebut.

“Korps Wanita TNI AD dan istri yang mengalami tes keperawanan adalah penyintas, mereka harus disediakan layanan konseling dan penghapusan tes ini. Penghapusan tes keperawanan  harus disahkan dalam bentuk  kebijakan,” tutupnya. (Red/*).

Share :

Baca Juga

Danramil 02/Curug Monitoring MBG di Yayasan Pendidikan Islam Sunan Bonang

MILITER

Danramil 02/Curug Monitoring MBG di Yayasan Pendidikan Islam Sunan Bonang

MILITER

Dinilai Berprestasi, Dandim 0510/Trs Ganjar Penghargaan Kepada 2 Wartawan, Babinsa dan Binamas

KESEHATAN

Sertu Abdul Kadir Anjangsana Dengan Ketua RW 02 Pabuaran Tumpeng dan Ketua Pokdar Sektor Karawaci

NASIONAL

Ari Janda Tua, Bingung Cari Tempat Tinggal Di Tangsel, Paska Di Segel

MILITER

Tiga Bintara Pembina Desa Koramil 09/Mauk Gelar Komsos Kamtibmas

NASIONAL

Klarifikasi Hendry dan Presiden Tetap Tidak Berkewajiban Resmikan Dewan Pers

MILITER

Satgas TMMD 111 Kodim 0510/Trs Siapkan Posko TMMD

KEPOLISIAN

Kapolri dan PP Muhamadiyah Bekerjasama Mengadakan Vaksinasi Massal Covid-19