SEKILASBANTEN.COM, TANGERANG SELATAN – Satu unit rumah di Jalan Tajur Gang Bakti Rt 03/010 Kelurahan Pondok Kacang Barat Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan longsor terbawa tanah, pada hari Minggu (31/1/2021) pagi.
Beruntung tak ada korban jiwa saat musibah tersebut menimpa rumah yang dihuni Fajar (32) bersama isteri dan dua anak balitanya, namun kerugian ditaksir sekira 100 juta rupiah.
Korban kepada wartawan menceritakan bahwa bangunan rumah sebelum kejadian total seluas 110 M2 kemudian satu ruang keluarga ukuran 6×4 ambruk rata dengan tanah.
“Awalnya isteri saya kemarin itu hari Minggu jam 8 pagi melihat tembok rumah sudah jebol. Kemudian saya dibangunin setelah setengah jam an lah,” ungkapnya, Senin (1/2/2021).
Tak lama, Ketua RW dan beberapa tetangga sudah berkerumun di sekitarnya, dan menganjurkan korban sekeluarga agar secepatnya mengamankan diri.
“Baru mindahin motor dan jemuran, nah itu tiba- tiba langsung ambruk rumah ini,” tuturnya.
Fajar mengucap syukur keluarganya tak ada yang luka, namun dari napasnya, terlihat mimik wajah sangat pesimis untuk dapat membangun kembali bangunan rumahnya.
“Soalnya ngga mungkin diperbaiki lagi ya, jadi harus dibuat ulang kembali,” ujar pria yang mengaku profesinya jual makanan kecil-kecilan, pasca di PHK dampak Covid.
Dalam pantauan dan dijelaskan pula olehnya, bahwa bangunan rumah dibangun sekira tahun 90 an,
Pohon bambu dan beberapa pohon pisang serta tanaman garapan dibawa bangunan rumahnya, merupakan lahan milik seseorang yang telah ada sejak tahun 91 an.
“Tanah dibawah ini saat itu sudah dibeli oleh salah satu PT, kemudian rencananya mau dibuat proyek perumahan, tapi sampai sekarang ngga terealisasi dan tak terurus. Padahal tadinya tinggi tebing tanah itu dengan rumah saya hanya sekitar 2 meter saja, tapi iya itu tadi karena ngga terurus dan terus terkikis sampai ke tembok saya sekarang lebih dari 6 meteran dalamnya,” imbuh Fajar.
Akibat musibah ini, dirinya pun sementara mengungsi dan mengontrak rumah sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.
Masih dilokasi, Saiful.Bahri (52) salah satu warga sekaligus pengurus keamanan lingkungan, memaparkan riwayat tanah yang menyerupai tebing jurang sekitar TKP rumah korban.
Tahun 91 an itu tanah disini masih datar, seperti kebon lah istilahnya. Lalu sekitar 2003 ada pengurugan dan pembangunan perumahan Setneg selama 3 tahun selesai, samping kita ini.
Tanah curam disekitar rumah korban Fajar ini pun diakui Saiful bukan milik pemerintah, melainkan lahan itu milik perorangan. “Kedugan tanah memang bukan milik pemerintah, tapi milik perorangan, makanya milik disekitar sini ngga dibikin turap,” katanya.
Riwayat awal curamnya tanah sekitar ini dahulunya memang belum.terlalu banyak warga yang tinggal, Dan karenanya saat ada pengerugan tanah lalu kemudian dijual oleh pemilik.awal, maka wajar tidak ada yang protes, kata Saiful
Dirinya pun berharap yang sama dengan warga sekitar di tanah curam ini, agar pihak-pihak terkait mau empati dan peduli untuk membuatkan tanggul-tanggul yang kuat agar kejadian tak terulang sewaktu-waktu seperti rumah korban Fajar.
Perlu diketahui sekitar lokasi rumah ambruk terbawa tanah milik Fajar ini masih ada 4 rumah lagi yang memang rawan longsor ke lahan tanah yang curam tersebut. “Ya mohon bantuan pemerintah lah agar ada turap yang kuat, dan tidak seperti cerita-cerita seperti musibah longsor di daerah Kampung Koceak Kecamatan Setu tahun-tahun lalu,” pungkasnya.(*/viv)