Home / Kabupaten Tangerang

Selasa, 18 Januari 2022 - 21:56 WIB

Kerap Macet di Jam Sibuk, Warga Komplain Minim Petugas di Jalan Raya Mauk Tangerang

SEKILASBANTEN.COM, KABUPATEN TANGERANG – Warga pengguna Jalan Raya Mauk, Kabupaten Tangerang dikabarkan sudah terbiasa mengalami kemacetan yang mengekor hingga berkilometer. Meski disiasati berangkat lebih pagi tetapi masih kerap tetap terjebak macet.

Andrea Utomo warga Emerald Residence Sepatan (ERS) pada Senin, (17/1/2022) mengaku harus menempuh perjalanan sekitar dua (2) jam lebih untuk tiba di kantor tempatnya bekerja.

Padahal dia sudah memperhitungkan berangkat lebih awal karena hari Senin, selain menjadi jam sibuk, ditambah dengan sistem WFH dianggap sudah berkurang. Dia memprediksi arus lalulibtas bakal lebih padat.

Ternyata, Andrea mengklaim tetap terjebak macet di tiga (3) titik, yakni di pertigaan Oja, pertigaan Pasar Sepatan dan di Jembatan Kedaung wilayah Sepatan Timur perbatasan Kabupaten dan Kota Tangerang.

“Sampe kantor sekitar jam 09.20 Wib, padahal dari rumah jam 06.40 Wib,” kata Andrea Utomo kepada wartawan, Selasa (18/1/2022).

Dia menyayangkan minimnya petugas saat arus kendaraan sedang padat ramai. Seoalah kami pun dibiasakan oleh kondisi lalin yang macet.

Baca Juga  Naas, Satu Orang Diduga Tewas Akibat Longsor Proyek Instalasi Pipa Perumda TKR

“Yang di pertigaan pasar sepatan dan jembatan tidak ada (petugas, red), baik dari polisi maupun Dishub,” ucap pria yang biasa disapa Andre ini.

Lalu, persoalan tidak sampai disitu, kondisi pedagang yang nyaris berdekatan dengan bahu jalan membuat arus kendaraan tidak lancar.

Andre juga menambahkan, kondisi ini diperparah dengan pengguna jalan yang tidak taat aturan lalulintas. Tidak sedikit warga yang menggunakan roda dua mengambil sisi jalan yang berlawanan arah. Akhirnya kemacetan sukar terurai alias semakin krodit.

“Pedagang jualan juga sudah menyalahi aturan sampai ke badan jalan. Motor para pembeli parkir juga seenaknya,” tuturnya.

Andre berharap pemkab Tangerang segera mencari solusi karena kerugian akibat macet di Jalan Raya Mauk tidak hanya untuk akses menuju kantor saja, tetapi distribusi ekonomi serta kepentingan siswa yang ingin ke sekolah juga mengalami kendala.

Informasi yang berhasil dihimpun dari sejumlah testimoni warga dan pemberitaan persoalan macet di wilayah yang dilintasi warga menuju Kota Tangerang, Tangerang Selatan (Tangsel) dan Jakarta ini sudah berlangsung lama.

Baca Juga  Pelantikan Pengurus BUMDes Gelam Jaya Diduga Tak Sesuai Perbub No 85 Tahun 2014

Sementara Rudi Rehan, dalam akun youtube pribadi yang sempat diposting beberapa waktu lalu mengeluhkan soal kesadaran pemilik kendaraan di Jalan Raya Mauk tersebut.

Angkutan Kota (Angkot) yang melewati trayek Jalan Raya Mauk dianggap Rudi tidak sabar. Sopir mengambil sisi kanan jalan kendaraan yang berada di depan. Sehingga semakin menambah kemacetan karena dari arah sebaliknya tidak melewati jalan.

Selain ada sejumlah titik kemacetan, Dia juga mengatakan tidak ada petugas yang mengatur lalulintas saat akses utama itu mengalami kepadatan. Yakni saat jam aktivitas warga untuk berangkat kerja.

“Ada penumpukan (kendaraan) di Jembatan Sulang. Seharusnya di jalur ini (Sulang, Sepatan) ada petugas yang mengatur,” kata Rudi Rehan di akun Youtubenya.  (Red/Frwt)

Share :

Baca Juga

Kabupaten Tangerang

Bau Asap Limbah Pabrik Diduga Milik UD Indo Makmur Dikeluhkan Warga Perum Safira Aryana

Kabupaten Tangerang

Danramil 02/curug Tinjau Persiapan Pembentukan Kampung Pancasila

Kabupaten Tangerang

Tingkatkan Kinerja Pelayanan Publik, 282 PNS Dikukuhkan
Ahmad Saefulloh Sebut Kantor Pemasaran PT NJS Pindahan Lantaran Permasalahan Internal

Kabupaten Tangerang

Ahmad Saefulloh Sebut Kantor Pemasaran PT NJS Pindahan Lantaran Permasalahan Internal

Kabupaten Tangerang

Dua Siswa PSHT Rayon Gelam Jaya Raih Juara di Event Rajeg Silat Championship2

HUKUM & KRIMINAL

KPH Banten Segera Tinjau Aset Lahan BUMN yang Hilang

Kabupaten Tangerang

Camat Sidak Bangunan Liar, Puluhan Botol Miras diamankan

Kabupaten Tangerang

Juhri Saputra : Normalisasi Saluran Air, Upaya Banjir Tak Terulang di Binong