SEKILASBANTEN.COM, KOTA TANGERANG – Ketua Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kota Tangerang Komarullah menyatakan, sudah berkali- kali mengingatkan dan mencegah kepada paslon Walikota Sachrudin untuk tidak membagikan tiket gratis menonton sepakbola agar tidak tersandung kasus hukum.
“Awalnya Paslon Sachrudin ingin bagikan tiket nonton bola tapi kita (Bawaslu_red) sudah cegah. Kalau bisa untuk membagikan itu jangan dari Sachrudin nya tapi anggota atau pengurus asosiasinya,” kata Komarullah, Minggu (29/9/2024).
Disinggung adakah unsur Money Politik saat pembagian tiket nonton sepakbola oleh calon Walikota Tangerang Sachrudin, Kamarullah mengatakan, money politik itu dilihat dari harga yang diberikan pasangan calon (Paslon), misalkan untuk hadiah dan bonus itu maksimal 1 juta dan untuk Makan Minum (Mamin) dan bahan kampanye maksimal 100 ribu.
“Tapi kita lihat apakah pembagian tiket sepakbola oleh paslon Sachrudin itu masuk kategori momey politik atau bukan. Saat ini Bawaslu masih proses kajian dan pendalaman,” ujarnya.
Kamarullah pun menegaskan, bagi calon kepala daerah maupun tim suksesnya jangan coba-coba mempengaruhi masyarakat yang punya hak pilih dengan menjanjikan atau memberi sesuatu pada Pemilu 27 November 2024.
“Menjanjikan atau memberi sesuatu kepada pemilih, baik dalam bentuk benda, uang, ataupun dalam bentuk lainnya yang terindikasi mempengaruhi pemilih atau terindikasi melanggar UU Pemilu bakal dipidana dan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku,”tegasnya.
Sementara itu, Ketua Bolone Mase Kota Tangerang Hilman meminta Ketua Asosiasi Kota (Askot) PSSI Kota Tangerang yang juga bakal calon Walikota Tangerang Sachrudin untuk tidak mempolitisasi sepakbola ditengah kontestasi Pilwakot Kota Tangerang tahun 2024.
Hilman berharap seluruh pihak bisa menjaga kondusifitas dan tidak menarik sepak bola menjadi isu politik di Pilkada 2024. Pasalnya, para kontestan politik menjadikan sepakbola menjadi komoditas politik yang berpotensi memecah belah ekosistem sepak bola.
“Sepakbola Persikota ini kan lagi sedang berkembang kearah lebih baik lagi, jangan ditunggangi oleh unsur politik di dalam sepakbola. Bisa jadi ketika ada politisasi politik identitas di sepakbola akan berpotensi memicu gesekan,” kata Hilman.
Hilman menjelaskan secara sosial dan psikologis suporter umumnya memiliki karakter yang loyal dan militan. Selain itu, para suporter sepakbola merupakan pribadi yang menjadikan klub idolanya sebagai bagian dari identitas diri.
“Kebanyakan dari anggota suporter adalah anak muda yang secara psikologi masih dalam proses pencarian jati diri dan cenderung labil. Karena itu, membuat dikotomi yang tajam dan memancing emosi dengan isu perbedaan identitas klub secara serampangan akan rawan memicu konflik,”ungkapnya.
Diketahui, sebelumnya calon walikota Tangerang Sachrudin yang juga Ketua Askot PSSI Kota Tangerang memposting di akun Instagram pada 25 September 2024 dengan membagikan 2000 tiket gratis bagi SSB dan masyarakat kota Tangerang untuk menyaksikan tim kesayangan berlaga di stadiun Benteng Reborn. Namun, postingan calon Walikota itu tiba-tiba dihapus di akun Instagramnya. (Red)