SEKILASBANTEN.COM, TANGERANG – Geram! Begitu kiranya yang di rasakan oleh warga dan pengusaha di sepanjang jalan raya Binong RT 005 RW 002, Kelurahan Binong, Kecamat Curug, Kabupaten Tangerang.
Pasalnya, pengerjaan galian pipa (proyek pengerjaan galian air bersih menurut informasi diduga proyek milik Perumdam Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang, yang dikerjakan oleh pihak rekanan Namun, belum diketahui CV maupun PT yang mengerjakannya. Lantaran tidak ada papan informasi terpasang.
Ironisnya, pekerjaan tersebut terkesan asal gali, minim pengawasan, sehingga jalan raya Binong tercecer tanah galian berceceran, dan rusak.
Sehingga aktifitas tersebut sangat mengganggu kenyamanan, menggangu kebersihan serta membahayakan warga yang melintas saat berkendera.
Tidak hanya itu, proses penimbunan bekas galian juga terkesan asal-asalan, tidak padat, tidak rapi dan belum di aspal atau cor seperti semula.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Forum Jurnalis Binong (FJB) Ryan Plontos mengaku, geram melihat pemandangan proyek galian pipa air bersih tersebut
“Saya juga sebagai warga binong jelas mengeluh dan geram lihat pemandangan proyek galian pipa itu. Apalagi tempat-tempat usaha yang dilalui pekerjaan tertutup dengan galian tanah,” ucap Ryan.
Ryan meminta pemerintah kelurahan, kecamatan maupun tingkat RT dan RW peka terhadap lingkungannya.
“Tentu ini sangat prihatin, seharusnya para pemangku jabatan dari tingkat atas dan bawah peka terhadap dampak lingkungannya. Kasihan itu tempat-tempat usaha kecil terdampak banyak galian tanah asal taruh begitu saja, ” pintanya.
“Saya berharap, pihak – pihak terkait agar lebih meningkatkan pengawasan pekerjaan ini (proyek galian). Secepatnya saya akan berkomunikasi dengan teman – teman media dan lembaga. Tentu kami akan diskusi terkait perijinan dan dokumen lingkungannya. Kita akan cek ke dinas terkait,” sambung Ryan.
Sementara Aris warga sekitar yang merasakan dampak langsung kembali menyampaikan Pejabat RT dan RW lingkungan terdekat dengan kegiatan galian pipa seharusnya, bisa berkordinasi dan mengedepankan hak – hak warga.
“Disini banyak berkendara motor apalagi jam kerja dan warga lalulalang. Jangan sampai ada korban lebih dulu baru ada pihak terkait merespon keluhan warga. Jangan-jangan ini sih dugaan aja ada amplopnya gede makanya cuek aja, lihat atuh dampaknya apa karena amplop kalian diam,” keluh Aris. (Yusuf)